Pertanyaan Anak

Menjadi orang tua memang tidak mudah. Butuh persiapan fisik dan mental. Harus selalu siap dengan segudang perasaan dan kesabaran. Kita tidak akan pernah tahu bagaimana suka duka menjadi orang tua sebelum kita mengalaminya sendiri. Karenaperasaan menjadi orang tua tidak akan pernah bisa “dipelajari” hanya dengan membaca buku, mengikuti seminar, bermain bersama keponakan apalagi hanya dengan memperhatikan tetangga dengan anak anaknya.

Salah satu kesalahan yang sering diperbuat oleh orang tua adalah merasa lebih dibanding sang anak. Lebih pintar, lebih berpengalaman, lebih banyak makan “asam garam”, lebih tahu mana yang salah mana yang benar..bla..bla..bla..
Padahal orang tua juga manusia biasa yang tidak harus tahu segalanya. Orang tua juga bisa salah, bisa panik, bisa lupa, bisa tidak tahu dan segala sifat manusiawi lainnya. Orang tua juga terkadang bisa bingung menjawab pertanyaan anaknya yang masih balita.

Suatu hari seorang anak bertanya pada bapaknya ketika mereka berdua sedang menyaksikan film HULK di TV.
Anak : Papa, kenapa HULK kalau marah bajunya jadi robek?


Bapak : Iya, karena badannya membesar berkali lipat. Bajunya jadi terlalu kecil untuk menutupi badannya, makanya robek.
A : Tapi kok celananya gak ikutan robek?

Hening, cuma ada suara dari TV. Si bapak bingung sambil membenarkan perkataan sang anak. Kenapa celana HULK cuma robek sebatas lutut, tidak bernasib seperti bajunya yang tak tersisa sehelai benangpun.

B : Kalau celananya ikutan robek, nanti HULKnya jadi malu (sambil menggoda anaknya)
A : hi..hi..hi…malu karena pantatnya kelihatan ya?

Si Anak senang dan berhenti bertanya tapi dia tidak sadar jawaban sang bapak tidak rasional.

Pada potongan scene yang lain, terlihat sang anak meringis kesakitan sambil memegang lengannya. Sang bapak baru saja mencubitnya gara-gara dia tetap berdiri dan nonton TV dari jarak yang dekat meski telah berkali kali disuruh untuk mundur dan duduk di sofa.

B : Sakit ya?
A : Iya (masih tetap meringis)
B : Itu karena kamu gak mau dibilangin sekali dua kali. Kalau nonton terlalu dekat, matanya bisa rusak. Masih kecil kok pakai kaca mata.

Beberapa menit berlalu. Si Anak kembali asyik menonton film kartun kegemarannya sementara sang Bapak kembali larut membaca koran. Tiba tiba…



A : Pasti papa waktu kecil sering dicubit oleh kakek.
B : Gak, papa dulu kalau dibilangin langsung nurut. Makanya jarang dicubit.
A : Doch1), buktinya papa pakai kaca mata.
B : (speechless, mode bingungnya on)..:-(


Kesempatan yang lain, sang anak meminta bapaknya untuk membeli pohon natal dan disimpan di ruang tamu.

B : Buat apa sayang?
A : Semua teman saya punya pohon natal di rumahnya. Nanti kalau malam, Weihnachtmann (baca: Santa Claus) datang, simpan hadiah untuk anak kecil di bawah pohon Natalnya.
B : Kita ini muslim nak! Kita berlebaran dan tidak merayakan Natal seperti orang Kristen. Kita ke mesjid, mereka ke gereja.
A : Mereka itu siapa?
B : Teman2 kamu yang merayakan Natal, yang ke gereja.
A : Apakah mereka juga sholat di dalam Gereja?
B : Mereka sholatnya berbeda, gak seperti kita.
A : Apakah mereka juga menyembah ALLAH?
B : Mereka menyembah yang mereka yakini sebagai ALLAH.
A : Apakah ALLAH mereka sama dengan ALLAH nya kita?

Si Bapak terdiam, bingung. Mencoba mencari kata kata yang sederhana yang bisa dimengerti oleh sang anak.

Ibarat menonton TV sambil mematikan suaranya, percakapan anak dan bapak itu terus berlangsung. Yang tampak hanya mimik keduanya dan penonton hanya bisa menerka nerka kelanjutan pembicaraan tersebut.

Dan setiap penonton (baca: orang tua) punya versi masing masing bagaimana seharusnya orang tua menjelaskan hal tersebut kepada sang anak. Apapun itu, yang wajib anda pesankan kepada anak sedari kecil adalah di alam raya ini hanya ada satu Tuhan,yang menciptakan semua manusia. DIA sengaja menjadikan umatNya berlainan warna kulit, bahasa dan budaya supaya kita saling mengenal. Dan apabila di dunia ini ada berbagai macam agama dan kepercayaan, itu semua atas izinNya. Jika di hadapanNya semua manusia sama, kenapa pula kita membedakan sesama? Kenapa pula kita Begitu lancang menghakimi yang berbeda dengan kita?


Selamat Mendidik Anak…


Wallahualam bis ashsawab.


Siebten.elften.nullsechs.



___________________________________________

3 Comments:

  • Anak2 selalu lucu ya.. hehe..

    Mas, thanks ya dah mampir.. Duh asyik deket nih di Munich.. Disana kerja? Duh, info2nya dunk kalo ada lowongan buat misua aku.. hehe..

    By Anonymous Anonymous, At 10:40 AM  

  • mas, salam kenal dari Norway!

    postingannya bagus!
    saya forward ke temen yah.
    emang..saya ngebayangin menjawab pertanyaan gitu aja bingung. apalagi ngadepin sendiri yah

    hehe

    By Anonymous Anonymous, At 9:37 PM  

  • buat mulia, salam kenal juga..:-)

    silahkan diforward..saya malah senang kalo tulisan saya dibaca orang..:-)

    By Blogger Donnie, At 10:09 AM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home