Planet Bumi

Pernah membayangkan jika anda tinggal di sebuah tempat yang mirip dengan yang digambarkan dalam film Mad Max 3?
Tinggal di "rumah" besi, di atas tanah yang tandus, kering. Tidak ada pohon pohon hijau, tanpa kicau burung apalagi embun pagi. Air tawar betul betul menjadi barang yang langka sehingga memakainya untuk mandipun terasa terlalu berharga. Bagaimana rasanya?
Begitu mengerikan sehingga untuk membayangkannya pun kita enggan. Sayangnya hal tersebut bukan lagi sesuatu yg hanya bisa kita dapati di film2 ataupun bayangan tentang bumi kita beribu tahun kemudian. Hal tersebut, menurut para ahli, bisa saja terjadi setelah 5-6 generasi di bawah kita jika umat manusia tetap "membebani" planet biru ini dengan apa yang disebut pemanasan global seperti sekarang.

Kondisi bumi kita semakin lama semakin mengkhawatirkan. Bumi kita sudah kehilangan ritmenya. Dia meradang, terkapar oleh perbuatan penghuni yang seharusnya memelihara dirinya. Dampak meradangnya planet inipun semakin lama semakin akrab menyapa. Udara yang semakin panas (di belahan Barat Bumi semakin dingin), sungai yang mengering, banjir, tanah longsor, pergeseran musim sampai "suburnya" penyebaran penyakit mikrobiologi yg disebabkan oleh virus, bakteri ataupun parasit.


Dalam seratus tahun terakhir, temperature di bumi kita secara keseluruhan naik sebesar 1 derajat celcius. Akibatnya? Seperti yang kita alami sekarang ini.Lebih parah lagi, jika suhu di bumi naik lagi sampai 4 derajat, maka sebagian Greenland diperkirakan tinggal kenangan, Antartika tinggal sebagian kecil sementara London, Amsterdam, Bangladesh ataupun Manhattan bisa kita hilangkan dari peta. Indonesia? Kota kota yang terletak di pesisir pantai dipastikan bakal menjadi dongeng sebelum tidur.
Air tawar juga semakin sulit karena tinggi air permukaan laut naik puluhan meter hingga menutupi daratan mengakibatkan airnya mengalir bercampur dengan air sungai. Kalau sudah begitu, hidup di kota Bartertown seperti di film Mad Max tersebut bukan lagi sekedar mimpi buruk.
Lalu tanggung jawab siapa untuk menghindari hal itu? Jelas saja tanggung jawab kita semua sebagai penghuni bumi ini.

Sayangnya sebagian dari kita menganggap tidak punya daya untuk menyelamatkan planet ini. Menganggapnya sebagai di luar jangkauan dan "menyerahkan" nya kepada para ahli ataupun pihak yang berkompeten. Padahal sadar atau tidak, kita juga berperan membuat alam ini meradang.

Radang itu bukan cuma salah "si pengambil keputusan" yang lebih senang menjual ijin kepada para pengembang untuk menukar pohon pohon hijau dengan pusat perbelanjaan atau perumahan. Bukan cuma salah pihak tertentu yang entah buta entah tuli selalu membiarkan jutaan hektar hutan kita hilang (terbakar atau ditebang). Bukan pula cuma salah pengusaha yang membangun pabrik tanpa peduli AMDALnya. Lebih dari itu, kita juga punya andil atas terjadinya pemanasan global.

Dalam keseharian kita selalu menambah beban lingkungan tanpa kita sadari. Saat berkendaraan di jalan, menonton TV, mendengarkan radio, surfing di Internet, bercakap di telepon, mengirim sms, memasak di dapur ataupun berdiri di bawah shower di kamar mandi. Dan jika tidak mau anak cucu kita menderita, masih peduli dengan kehidupan mereka kelak, sudah sewajarnya jika kita lebih membatasi diri dalam menggunakan energi.

Mari bersama, selamatkan hidup mereka.


vierten.elften.zweitausendsechs
.

___________________________________________

1 Comments:

  • Belahan Barat bumi? Kalo saya pribadi, mungkin lebih tepat belahan utara bumi, bang. Makin dingin aja tuh Eropa. Winter menyapa lebih awal, musim panas dan gugur kabur lebih dulu.

    By Anonymous Anonymous, At 1:30 PM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home