FedEx 2

Kekalahan itu datang juga. Setelah kekalahan atas Marat Safin pada semi final epic di Aussie Open 2005, ini kali pertama buat Roger Federer gagal melaju ke final sebuah grand slam. Sang nomor 1 harus takluk straight set dari Djokovic hari ini. Ini kekalahan straight setnya yang pertama sejak menyerah dari Gustavo Kuerten di French Open 2003.
Berakhirnya era Federer? Itu pertanyaan yang paling banyak muncul setelah kegagalan ini. Terlalu premature untuk menjawab iya, tapi setidaknya ini warning buat sang Fedex bahwa singgasana yang telah dikuasai sejak 208 minggu terakhir berada dalam bahaya.

"Saya sudah seperti monster selama ini jadi (jika) kalah, akan menjadi berita besar. Buat saya, semi final bukanlah pencapaian yang buruk," ucap Roger dalam jumpa pers yang ditayangkan Eurosport. Yang menarik adalah komentar ibu Novak Djokovic di restaurant yang disediakan oleh panitia untuk pemain dan keluarganya. Seperti yang dikutip ole tennis.com, sang ibu berucap," Dia (Federer) telah mendominasi selama bertahun tahun. Kita saatnya untuk anak saya".

Kemenangan Djokovic dan tampilnya Tsonga di final jelas membawa harapan baru di dunia tenis setelah selama ini hanya didominasi oleh Roger dan Rafael Nadal. Selama beberapa musim terakhir, hanya Nadal yang bisa mengimbangi sang maestro dalam pengumpulan trophy. Dengan kemenangan Novak kali ini, perhatian tidak akan hanya melulu kepada Federer dan Nadal di turnamen2 berikutnya.
Kenapa tidak? Kalau persaingan mereka mengembalikan kita kepada era persaingan Connors-Borg-McEnroe atau Lendl-Wilander-Becker, tentu saja menghibur kita semua.
Jika Novak berhasil menuntaskan perjuangannya di final nanti untuk mengangkat trophy grand slama perdananya, dia akan akan betul betul menjadi perhatian di masa datang. Jika Tsonga yang menang, kita bisa berharap persaingan ke depan tidak hanya dominasi ketiga pemain peringkat teratas tersebut.

Bagaimana reaksi Roger setelah ini akan menarik untuk disimak. Salah satu kelebihan seorang juara adalah bagaimana dia bereaksi atas kekalahannya. Kita tunggu saja bersama sama.

Labels:


Baca selanjutnya.....
___________________________________________

Heath Ledger

Saya mulai mengenal dirinya sebagai Gabriel Martin, prajurit yang akhirnya mati ditangan superiornya sendiri, yg kemudian memicu amuk sang bapak, seorang veteran perang yg sebenarnya sudah muak dengan peperangan.

Setahun kemudian dia muncul sebagai pemuda yang hidupnya berubah setelah tuannya terbunuh. Dalam perjalanannya mencari kehidupan yang lebih baik, dia membuktikan dirinya sebagai knight nomor satu dan menjadi pujaan.



Berikutnya dia muncul dalam sosok Ned Kelly, seorang "outlaw" yang dikejar kejar aparat penegak hukum. Merampok bank, menembak polisi menjadi bagian hidupnya. Pada akhirnya bersama sang adik dan dua orang temannya, Ned mati bergelimang peluru.

Sin Eater menjadi panggung berikutnya. Sebagai seorang pendeta yang harus berkunjung ke Roma, menyelidiki kematian pendeta lokal yang misterius.

Episode selanjutnya bernama Jake Grimm, bersama saudaranya Will, berkelana dari satu desa ke desa yang lain menawarkan jasa untuk mengusir hantu dan pengaruh sihir. Nyali dan ilmu mereka betul betul diuji ketika mereka berhadapan dengan seorang ratu jahat, jago sihir yang menghuni sebuah hutan.


Layar kemudian berganti arah ke Venezia jaman dahulu. Sebagai seorang casanova yang dipuja hampir semua wanita. Hampir, karena wanita yang membuatnya jatuh hati malah mengacuhkannya.


Scene berikutnya membuat namanya sejajar dengan pelakon pelakon papan atas lainnya. Ennis del Mar, rodeo cowboy yang mendapati dirinya lebih senang terhadap sesama jenis.


Well, membaca kehidupan selebriti tidak semudah membaca kehidupan rakyat jelata seperti kita. Bergelimang uang, glamour, hari hari penuh pesta dan fan, dipuja banyak orang belum tentu dalam hati bahagia. Dua hari lalu, Heathcliff Andrew Ledger kembali membuktikan anomali itu.

God knows apakah dia mati bunuh diri atau ada penyebab lainnya (sampai sekarang masih diteliti) tapi kematiannya tentu saja mengagetkan semua orang. Dari beberapa berita di Daily Mail dot com menyebutkan bahwa dia memang terlihat terpukul setelah berpisah dengan Michelle Williams, teman hidupnya.


Saya bukan penggemar beratnya tapi setidaknya saya senang dengan film filmnya di atas. Saya terhibur melihat aksi aksinya di "A Knight's Tale". Di "Ned Kelly" aktingnya bersama Orlando Bloom lumayan memikat. "Brother Grimms", "Casanova", dan juga "Sin Eater" bisa saya nikmati. Perannya di Brokeback Mountain patut diacungi jempol. Tahun ini semestinya dia menyapa kita sebagai musuh utama Batman dalam "The Dark Knight", tapi tidak ada yang menyangka perannya sebagai The Joker menjadi peran terakhirnya di layar lebar. Ajal memang di tangan Tuhan tapi kalau mati karena keinginan sendiri-seperti kesimpulan sampai detik ini-, itu berarti melawan kehendakNya.




Baca selanjutnya.....
___________________________________________

Tom Cruise dan Scientology

Belakangan, bintang Hollywood yang melejit lewat film Top Gun ini jadi bahan perbincangan media Jerman. Pemicunya adalah buku Andrew Morton (penulis "Diana, her true story") yang membeberkan hal hal negative tentang suami Katie Holmes tersebut. Dalam bukunya "Tom Cruise, unauthorized Biography" yang released minggu lalu, Morton menulis beberapa hal yang membuat Cruise berang. Diantaranya bahwa sang anak, Suri, lahir dari sperma pendiri Scientology Ron Hubbard yang dibekukan. Hubbard sendiri sudah meninggal dunia tahun 1986 lalu. Statement lainnya disebutkan bahwa perceraian sang aktor dengan dua istri sebelumnya adalah andil dari orang2 Scientology karena keduanya adalah pemeluk Katholik dan tidak mau berpindah agama.


Tentu saja sang aktor membantah pernyataan tersebut habis habisan. Pengacaranya, Bertram Fields, mengungkapkan bahwa buku tersebut penuh kebohongan. Dia juga langsung menggugat Morton sebanyak 100 juta dollar!!


Lalu kenapa media di sini jadi ramai membahasnya? Karena dalam buku Morton disebutkan pula bahwa syuting film "Valkyrie" yang sebagian besar dilakukan di Jerman hanya merupakan kedok buat Cruise. Dibalik itu, Cruise yang menghabiskan waktu berbulan2 di Berlin untuk syuting film tersebut dianggap melakukan promosi terselubung untuk menyebarkan ajaran kepercayaannya. Dengan pesona dan daya tariknya, Cruise memang menjadi tombak utama penyebaran ajaran Scientology. Jerman disebut sebut sebagai tempat ideal untuk menancapkan pengaruh ajaran ini di Eropa. Kedekatan Cruise dengan David Beckham dan istrinya juga disebut sebut karena ada misi yang diemban dari kelompoknya.


Scientology mulai diperkenalkan pada tahun 1954 oleh penulis fiksi Ron Hubbard. Meski memakai embel2 science, dasar pemikiran ajaran ini kurang masuk di akal orang waras. Alkisah, 75 juta tahun yang lalu manusia dibawa ke bumi oleh raja mahluk luar angkasa bernama Xenu, bla..bla..bla

Di Jerman, kelompok ini diperkirakan mempunyai 6000 orang pengikut. Untuk sementara, "ijin" yang mereka gunakan untuk tempat mereka berkumpul adalah ijin gereja. Mereka menyebutnya gereja scientology. Itulah salah satu yang membuat masyarakat di sini khawatir karena ajaran ini sama sekali berbeda dengan ajaran agama Kristen. Sementara ini di beberapa Bundesland, ajaran Scientology tidak dianggap sebagai agama melainkan sekte yang dilarang.
Well, pernyataan2 Andrew Morton lewat bukunya masih harus dibuktikan lebih jauh. Cuma menurut saya Cruise sudah tersesat di alam pikirannya sendiri. Bergelimang harta, smart, charming, bisa mendapatkan (hampir) semua yang diinginkan akhirnya menganggap dirinya "lebih".








Baca selanjutnya.....
___________________________________________

FedEx


Pffui..das war knapp...ein Krimi..he escapes massive scares!! Bukan Nadal, Djokovic ataupun Nalbandian, melainkan Janko Tipsarevic yang membuat FedEx harus bertarung lebih 4 jam untuk melaju ke babak 16 besar Aussie Open tahun ini.


Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap pemain peringkat 49 asal Serbia tersebut, permainan FedEx tadi memang "off colour". Backhand gak jalan, top forehand yang sering keluar atau menyangkut net, juga sering salah dalam membaca pukulan lawan.:-(
Saya yang mengikuti pertandingan tersebut lewat Eurosport ikut gregetan melihat permainan Roger.Jika saja yang dilawan adalah Djokovic atau Nadal, bisa dipastikan si FedEx gak bakal survive.

"Moment seperti itu yang membuat rambutmu cepat ubanan," komentarnya dalam wawancara di pinggir lapangan sesaat setelah pertandingan. "Saya senang saya yang menang, tapi seandainya ada hasil draw dalam tenis, itu lebih fair untuk dia (Tipsarevic)," lanjutnya.

Sudah empat tahun bertahta di peringkat satu, hampir semua rekor dipecahkan - kecuali 14 grand slam milik Sampras-, 11 gelar juara dari 16 seri grand slam terakhir, sering dijuluki untouchable, superhuman atau Federer Express, kiprah Roger tahun ini menjadi tahun yang paling dinanti oleh peminat tennis. Jika dia berhasil mengulangi prestasinya seperti 2006-2007, dia akan menjadi Greatest Player All Time. Mampukah?

Berdiri paling depan diantara barisan anti Federer -untuk mematahkan dominasinya selama ini - tentu saja masih Rafael Nadal. Setidaknya hanya dia yang bisa menggagalkan Roger dari sapu bersih gelar grand slam dua tahun terakhir. Itupun "cuma" di atas tanah liat. Jadi, jika tetap fit, setidaknya French Open masih bakal berada di genggamannya. Di Wimbledon? Melihat kiprahnya sebagai finalis dua tahun berturut turut, saya berani mengatakan bahwa peluangnya tidak lebih kecil daripada Federer. Ingat, mereka bermain 5 set di final 2007 dan Federer hanya sedikit lebih beruntung. Kekuatan Nadal adalah fisik dan mental yang kuat serta tahu cara bermain melawan sang nomor satu. Yang menjadi kelemahan Nadal adalah rentan cedera dan kesulitan bermain di lapangan keras dan cepat. Semester pertama 2007 dia begitu dominan tapi menghilang begitu saja di semester kedua (tanpa gelar juara).

Di baris kedua ada Novak Djokovic, Andy Murray, David Nalbandian yang setidaknya pernah mengalahkan Federer sebelumnya. Djokovic dan Murray masih muda dan bakal terus berkembang, yang mereka butuhkan setidaknya adalah konsistensi dan mental yang kuat. Novak begitu cemerlang di US Open tahun lalu tapi setelahnya melempem termasuk di ATP Master penghujung tahun kemarin. Murray, setelah kembali dari ceder, berhasil menjadi juara di Doha awal tahun ini tapi kemudian tersingkir di pertandingan pertamanya di Aussie Open.
Nalbandian? Dua kali berturut mengalahkan Roger -dan Nadal- di ATP Madrid dan Paris akhir tahun lalu tapi masih ditunggu kiprahnya di turnamen grand slam yang memakai format best of five. Argentinian ini juga cenderung angin anginan sehingga oleh pers dijuluki "dangerous when interested". Barisan berikutnya dengan peluang yang lebih kecil diisi oleh Roddick, Baghdatis, Daydenko atau mungkin Hewitt

Well, mari kita tunggu setidaknya sampai final Aussie Open minggu depan. Jika FedEx bermain seperti kemarin, jangankan untuk juara grand slam, peringkat 1nya bisa dipastikan bakal hilang.
Sampai minggu kedua Aussie Open ini, Nadal, Djokovic masih melaju dan menunjukkan permainan yang prima.

FedEx tinggal butuh 2 gelar grand slam untuk menyamai rekor Sampras, tapi boleh jadi yang dua ini bakal jauh lebih sulit dari 12 grand slam yg dia rebut sebelumnya.



gambar dari eurosport.yahoo.com





Baca selanjutnya.....
___________________________________________

Hooliganism

Sepakbola Indonesia itu notorious. Yang menonjol lebih banyak sisi negatifnya. Ketua umum di penjara dan ngotot untuk tetap memimpin. Tim nasional yang lebih sering gagal bahkan jadi bulan bulanan. Wasit yang tidak becus. Kualitas lapangan dan stadion yang rendah. Kesebelasan peserta liga yang hampir semua cuma bisa menghabiskan milyaran dana dari APBD. Itu saja? Tidak. Penontonnya pun sering anarkis dan berlaku kriminal.


Kemarin kecenderungan itu muncul lagi. Aremania mengamuk. Asisten wasit dipukul, pemain dihujani batu, gawang dibakar. Belum puas juga, stasiun kereta di Kediri juga jadi korban pelampiasan. Di detik.com saya membaca komentar seorang koordinator Aremania yang membela diri. "Kami kecewa dengan wasit," ujarnya. Seakan akan tindakan anarkis adalah kesalahan wasit sepenuhnya dan oleh karenanya reaksi negatif mereka wajar diterima.

Well, secara umum kebanyakan dari penonton kita memang mengartikan fanastisme secara sempit. Hampir semua tim punya pendukung seperti ini. Apakah itu Aremania, Jaczman, Jakmania, Bonek, bobotoh Bandung, hampir semua pernah terlibat kericuhan. Pemain dan official juga kadang idem dito. Akibatnya kalau kalah ataupun merasa (ingat "merasa" itu sangat subjektif sifatnya) diperlakukan tidak adil, jadi temperamental. Apalagi kalau fanatisme yang dimiliki dibalut dengan latar belakang masalah sosial -himpitan ekonomi atau pengangguran- ditambah dengan pikiran pendek, ibarat bahan peledak, daya rusaknya bakal lebih dahsyat.

Di Makassar, jika PSM bertanding, tidak sedikit orang yang menghindari untuk melewati jalan di sekitar stadion Mattoangin (Andi Mattalatta-red). Apalagi jika berkendaraan roda empat dan bersamaan dengan jam selesai pertandingan. Teman saya yang di Bandung juga mengungkapkan hal yang sama. Saya yakin di kota kota lain juga kurang lebih sama keadaannya.

Artinya adalah image tentang sepakbola di tanah air berada pada titik terendah. Yang merasa rugi seharusnya adalah para pemain sepakbola -sebagai mata pencaharian mereka- dan juga para pecinta olahraga ini. Saya yakin banyak orang yang gemar sepakbola sangat ingin menyaksikan langsung pertandingan tim kesayangan mereka, tapi karena image itu tadi, membuat mereka berpikir seribu kali untuk datang ke stadion.

Kembali ke soal kerusuhan tadi, kekecewaan Aremania bisa saya maklumi. Orang orang yang gila bola, kalau melihat tim kesayangan tertinggal pasti bikin gelisah dan panas dingin. Lalu kemudian gol dianulir, sekali dua kali, kalau begini sumpah serapah pasti keluar. Tapi stop sampai di situ. Kalau setelahnya lalu melempar batu, memukul apalagi merusak, itu sudah urusan lain. Itu sudah masuk ke wilayah hukum -pak Polisi- dan bukan bagian dari sepakbola.

Pecinta sepakbola di Indonesia setiap minggu disuguhi pertandingan2 liga Eropa. Gratis! Seharusnya belajarlah dari situ. Sering kita lihat keputusan wasit yang salah atau kontroversial, gol yang dianulir, handsball yang tidak terlihat, dsb. Semuanya bagian dari sepakbola.

Ingat bagaimana sakitnya penggemar Inggris saat wasit tidak melihat Maradona memasukkan bola dengan tangannya di perempat final PD 1986 di Meksiko? atau saat Italia dihadiahi penalty saat injury time melawan Australia di PD Jerman 2006 lalu, meski tayangan ulang TV menunjukkan Grosso melakukan diving? Padahal ini terjadi di ajang terpenting sepakbola. Kadar adrenalin yang terlibat, emosi yang terasa tidak sebanding dengan liga Indonesia. Tapi mereka sadar, wasit juga manusia. Becus tidaknya wasit menjalankan tugasnya, biar PSSI/FIFA yang menilai. Kalau mau tidak puas, layangkan protes ke lembaga yang membawahi para wasit. Bukan main pukul, main bakar.

Kapan ya, menonton sepakbola di stadion menjadi hiburan keluarga seperti di Eropa. Sang anak menonton tim kesayangan didampingi oleh ayah dan atau ibunya bahkan sang kakek-nenekpun ikut serta. Syukur2 kalau pemandangan di stadion tanah air diramaikan juga oleh gadis2 remaja lengkap dengan atribut tim kesayangan.

gambar: image.worldcupgermany.com

Labels:


Baca selanjutnya.....
___________________________________________

Heidelberg

Kota kecil di sebelah Utara negara bagian Baden Württemberg-Jerman ini menjadi tujuan kami selama 2 hari libur Natal lalu. Heidelberg berjarak sekitar 250 km dari Munich dan ditempuh selama hampir 3 jam dengan berkereta (kalau kereta kuda, dua hari dua malam kali' ya?).

Kota yang namanya berasal dari kata "Heidelbeerenberg" (Blueberry mountain) ini menawarkan romantisme kota tua. Dengan landmark jembatan "Alt Bruecke" membentang di atas sungai Neckar, di mana pemandangan ke arah kastil Heidelberg -dibangun abad ke 13- di atas bukit Königstuhl (kursi raja) dengan jelas dapat terlihat.


Kami tiba menjelang tengah hari, saat kabut sedang turun dengan temperatur sedikit di atas nol derajat. Suasana sekitar Hauptbahnhof (central station) tidak terlalu mengesankan kalau tidak mau dibilang agak kotor dan semrawut (bila dibandingkan dengan Munich). Setelah mendapatkan hotel tidak jauh dari stasiun (hotel bintang dua yang harganya seperti bintang 4 di Indonesia), kami memutuskan untuk segera meluncur ke daerah Altstadt (kota tua).





Dengan bus, kami menuju ke Bismarck. Sebagian besar turis yang berkunjung ke sini sering memulai perjalanan dengan jalan kaki menelusuri kota tua dari sini. Menurut situs resmi kota ini, sekitar 3,5 juta turis mengunjungi Heidelberg setiap tahun. Lebih daripada 20 kali lipat jumlah penduduknya dan setengah dari target yang dicanangkan pemerintah kita selama Visit Indonesian Year 2008.

Hari itu daerah Altstadt cukup ramai. Selain turis turis yang kebanyakan tipikal orang Asia Timur, yang membuat ramai hari itu tentu saja orang orang lokal yang masih berburu hadiah menjelang Natal. Semua ramai tumplek blek di sepanjang jalan Hauptstrasse. Kebetulan di sepanjang sisi kiri kanan pedestrian tersebut, ramai berdiri toko toko dan restaurant. Di daerah yang sama pula, terletak Heidelberg Universität, perguruan tinggi tertua sekaligus salah satu yang ternama seantero Jerman. Universitas yang didirikan sejak 1386 ini, tempat lahirnya beberapa ahli Fisika dan Kimia penerima Nobel dari Jerman. Sayangnya karena menjelang Natal, tempat tersebut saat itu sedang tutup.


Setelah itu kami berjalan kaki menuju jembatan tua di atas sungai Neckar. Seingat saya, ada tiga jembatan yang berjarak sekitar seratusan meter satu sama lain yang membelah sungai tersebut, tapi yang paling menarik perhatian dan juga bernilai historis adalah yang di tengah, Karl Theodore Bruecke, diambil dari nama raja yang berkuasa saat jembatan tersebut dibangun (1786-1788). Di ujung jembatan bagian Utara dulunya menyambung ke bagian city wall dan terdapat pintu gerbang raksasa yang bisa dibuka tutup. Sementara ujung sebelah yang lain, terdapat bukit tempat pengawas kerajaan memantau keadaan. Untuk menuju ke atas bukit, ada jalan kecil yang berkelok kelok yang disebut Philosophieweg. Konon, pujangga2 Jerman yg terkenal dari kota ini selalu mencari ilham untuk menulis dengan naik ke atas bukit melewati jalan setapak dan memandang ke arah jembatan dan kota tua. Itulah kenapa jalan kecil ini disebut "gang philosophy". Selain pemandangan cantik, di atas bukit itu juga penuh dengan pepohonan dengan jalanan aspal kecil di sela selanya. Berjalan kaki di sinipun sudah menjadi hiburan tersendiri. Jangan tanya nama2 pujangga atau sastrawan yang sering mangkal di sana karena nama2 mereka juga asing ditelinga saya kecuali paman Goethe.

Hari kedua kami mencoba menapak talasi gang kecil tersebut sambil sesekali berhenti di beberapa tempat yang sengaja dibuat untuk menikmati pemandangan ke arah jembatan dan kastil. Bukan ilham atau berubah menjadi puitis, yang ada malah saya ngos ngosan..:-)
Tapi harus diakui, pemandangan dari atas bukit tersebut cukup indah.

Dan ternyata waktu satu dua hari tidak cukup untuk mengexplore kota ini. Hari itu kami sempat berkunjung ke kastil tapi sedikit terburu buru dan tidak menikmati pemandangan di sekitarnya yang tidak kalah romantisnya (silahkan cari di google atau wikipedia tentang kastil ini). Kami juga tidak sempat masuk ke Knight House, berkunjung ke Kornmarkt, Holy Church ataupun pasar Neuenheim yang kata orang juga menarik untuk dilihat.
Insya Allah jika ada kesempatan lagi, saya tidak akan merasa rugi untuk kembali ke kota ini.

Labels:


Baca selanjutnya.....
___________________________________________

Prügelei

Image kota Munich sebagai kota yang -relatif- aman dibanding kota kota besar lainnya di Jerman mulai dipertanyakan. Beberapa minggu terakhir ini setidaknya ada empat penyerangan yang dilakukan beberapa anak muda terhadap orang tua hanya karena alasan yang bisa dianggap sepele. Kejadian kejadian tersebut menjadi "bernilai" lebih karena semua yang menjadi korban adalah orang jerman sementara pelaku pelakunya adalah para pendatang. Bahkan ada diantara mereka yang baru beberapa bulan mendapat ijin tinggal di Jerman lewat bantuan suaka politik.

Yang paling parah -juga paling menarik perhatian media massa- adalah ketika seorang pensiunan berusia 76 tahun hampir mati dihajar oleh dua pemuda yang berasal dari Yunani dan Turki. Penyebabnya hampir tak masuk akal, pak tua menyuruh salah satu dari mereka mematikan api rokoknya ketika kebetulan mereka duduk di gerbong yang sama di sebuah subway. Tidak lama setelah keluar dari subway, si kakek dikejar oleh kedua pemuda tersebut dan dihajar sampai tergeletak. Untunglah -setidaknya- kamera pengawas di stasiun kereta berhasil merekam wajah kedua pelaku dan menjadi acuan polisi untuk menangkap mereka sehari kemudian.



Kejadian tersebut tentu saja memicu reaksi media massa dan orang lokal di sini. Hasil rekaman dari kamera pengawas berkali kali diulang di berbagai stasiun televisi. Koran lokal juga memuatnya sebagai headline. Dalam tayang ulang tersebut terlihat jelas bagaimana si kakek dipukul dari belakang kemudian berkali kali ditendang sampai tak sadarkan diri. Juga terdengar jelas salah satu dari pelaku yang berteriak, " scheiße Deutscher" yang kurang lebih berarti "f****in german"!!

Hampir semua surat pembaca yang dimuat di harian lokal mengusulkan hukuman penjara ataupun deportasi kembali ke negara asal mereka. Sebagai informasi, kedua pelaku masih berusia sekitar 20an tahun dan untuk mereka berlaku hukum untuk remaja di mana hukumannya hanya sebatas kerja sosial ataupun diikutkan therapy.

"Mereka memang masih muda tapi tindakan mereka sudah termasuk tindakan kriminal yang patut dihukum berat," begitu bunyi surat salah satu pembaca. Yang lebih keras menuliskan, "si S -salah satu nama depan pelaku -menerima tiap bulan tunjangan dari negara -dari pajak kita- pengangguran, hidup di Jerman, memaki dan memukul orang Jerman. Kenapa dia tidak tinggal di Turki tempat nenek moyangnya berasal?"

Sang ibu sambil meminta maaf kepada pelaku dan seluruh masyarakat Jerman memohon agar si anak tidak dideportasi. "Mau apa dia di sana (Turki)? Saya sejak gadis tinggal di Munich, hampir semua keluarga saya di sini. Anak2 saya juga lahir dan besar di sini. Dia seperti orang asing di sana."

Labels:


Baca selanjutnya.....
___________________________________________