Heidelberg

Kota kecil di sebelah Utara negara bagian Baden Württemberg-Jerman ini menjadi tujuan kami selama 2 hari libur Natal lalu. Heidelberg berjarak sekitar 250 km dari Munich dan ditempuh selama hampir 3 jam dengan berkereta (kalau kereta kuda, dua hari dua malam kali' ya?).

Kota yang namanya berasal dari kata "Heidelbeerenberg" (Blueberry mountain) ini menawarkan romantisme kota tua. Dengan landmark jembatan "Alt Bruecke" membentang di atas sungai Neckar, di mana pemandangan ke arah kastil Heidelberg -dibangun abad ke 13- di atas bukit Königstuhl (kursi raja) dengan jelas dapat terlihat.


Kami tiba menjelang tengah hari, saat kabut sedang turun dengan temperatur sedikit di atas nol derajat. Suasana sekitar Hauptbahnhof (central station) tidak terlalu mengesankan kalau tidak mau dibilang agak kotor dan semrawut (bila dibandingkan dengan Munich). Setelah mendapatkan hotel tidak jauh dari stasiun (hotel bintang dua yang harganya seperti bintang 4 di Indonesia), kami memutuskan untuk segera meluncur ke daerah Altstadt (kota tua).





Dengan bus, kami menuju ke Bismarck. Sebagian besar turis yang berkunjung ke sini sering memulai perjalanan dengan jalan kaki menelusuri kota tua dari sini. Menurut situs resmi kota ini, sekitar 3,5 juta turis mengunjungi Heidelberg setiap tahun. Lebih daripada 20 kali lipat jumlah penduduknya dan setengah dari target yang dicanangkan pemerintah kita selama Visit Indonesian Year 2008.

Hari itu daerah Altstadt cukup ramai. Selain turis turis yang kebanyakan tipikal orang Asia Timur, yang membuat ramai hari itu tentu saja orang orang lokal yang masih berburu hadiah menjelang Natal. Semua ramai tumplek blek di sepanjang jalan Hauptstrasse. Kebetulan di sepanjang sisi kiri kanan pedestrian tersebut, ramai berdiri toko toko dan restaurant. Di daerah yang sama pula, terletak Heidelberg Universität, perguruan tinggi tertua sekaligus salah satu yang ternama seantero Jerman. Universitas yang didirikan sejak 1386 ini, tempat lahirnya beberapa ahli Fisika dan Kimia penerima Nobel dari Jerman. Sayangnya karena menjelang Natal, tempat tersebut saat itu sedang tutup.


Setelah itu kami berjalan kaki menuju jembatan tua di atas sungai Neckar. Seingat saya, ada tiga jembatan yang berjarak sekitar seratusan meter satu sama lain yang membelah sungai tersebut, tapi yang paling menarik perhatian dan juga bernilai historis adalah yang di tengah, Karl Theodore Bruecke, diambil dari nama raja yang berkuasa saat jembatan tersebut dibangun (1786-1788). Di ujung jembatan bagian Utara dulunya menyambung ke bagian city wall dan terdapat pintu gerbang raksasa yang bisa dibuka tutup. Sementara ujung sebelah yang lain, terdapat bukit tempat pengawas kerajaan memantau keadaan. Untuk menuju ke atas bukit, ada jalan kecil yang berkelok kelok yang disebut Philosophieweg. Konon, pujangga2 Jerman yg terkenal dari kota ini selalu mencari ilham untuk menulis dengan naik ke atas bukit melewati jalan setapak dan memandang ke arah jembatan dan kota tua. Itulah kenapa jalan kecil ini disebut "gang philosophy". Selain pemandangan cantik, di atas bukit itu juga penuh dengan pepohonan dengan jalanan aspal kecil di sela selanya. Berjalan kaki di sinipun sudah menjadi hiburan tersendiri. Jangan tanya nama2 pujangga atau sastrawan yang sering mangkal di sana karena nama2 mereka juga asing ditelinga saya kecuali paman Goethe.

Hari kedua kami mencoba menapak talasi gang kecil tersebut sambil sesekali berhenti di beberapa tempat yang sengaja dibuat untuk menikmati pemandangan ke arah jembatan dan kastil. Bukan ilham atau berubah menjadi puitis, yang ada malah saya ngos ngosan..:-)
Tapi harus diakui, pemandangan dari atas bukit tersebut cukup indah.

Dan ternyata waktu satu dua hari tidak cukup untuk mengexplore kota ini. Hari itu kami sempat berkunjung ke kastil tapi sedikit terburu buru dan tidak menikmati pemandangan di sekitarnya yang tidak kalah romantisnya (silahkan cari di google atau wikipedia tentang kastil ini). Kami juga tidak sempat masuk ke Knight House, berkunjung ke Kornmarkt, Holy Church ataupun pasar Neuenheim yang kata orang juga menarik untuk dilihat.
Insya Allah jika ada kesempatan lagi, saya tidak akan merasa rugi untuk kembali ke kota ini.

Labels:

___________________________________________

5 Comments:

  • Ya lain kali aku diajak-ajak atuh om

    By Blogger Unknown, At 2:06 PM  

  • gilaaaaaaaaaaaaaaa
    pengen bgt ke eropa!!!
    apalagi jerman, pasti inspiring bgt ya tinggal di kota yg cantik..kita kerja or kuliah disana psti lebih smangad...
    mau donk klo ada info2...hehehhe

    By Anonymous Anonymous, At 2:53 AM  

  • wah, pingin juga kuliah di jerman, sekalian jalan-jalan... :D

    By Blogger Lintang, At 8:14 AM  

  • Alhamdulilah....masih punya kesempatan jalan - jalan......di Indonesia akhir tahun malah banyak bencana....hujan hampir tiap hari....

    By Anonymous Anonymous, At 9:49 AM  

  • Thanks utk semua commentnya. Buat yang mau kuliah ataupun sekedar jalan jalan ke sini, semoga keinginannya suatu saat bisa tercapai, amien.:-)

    By Blogger Donnie, At 10:31 PM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home