Tes Kesehatan

Lagaknya seperti penerimaan karyawan baru, alih alih hanya untuk masuk sekolah dasar (Grundschule)...:-)

Kemarin, nganterin anak ikut test kesehatan. Gak seperti di Indonesia yang lebih "mewajibkan“ anak bisa membaca sebagai syarat utama, di sini lebih diutamakan kesiapan fisik dan mentalnya sebelum memasuki sekolah dasar (mereka benar2 mengajarkan membaca di kelas 2).

Menegangkan juga sih, setidaknya buat saya. Khawatir jika tak lulus, dia harus ngendon setahun lagi di Vorschule (TK B?) atau paling tidak harus mentok di SD tertentu yang jaraknya mungkin jauh dari rumah. Salah satu syarat yang paling utama buat mereka adalah „penguasaan“ bahasa Jerman. Dianggap penting agar si anak bisa berinteraksi dengan guru dan temannya serta menangkap materi pelajaran yang disampaikan. Saya khawatir para penguji menganggap bahasa Jerman anak saya belum memadai untuk masuk SD. Meski vocabularynya sudah beragam, secara grammatik anak saya memang masih sering salah dalam berbahasa. Tipikal cara ngomong anak anak apalagi buat anak pendatang sepertinya yang kedua ortunya adalah non german.

Si anak sih nyantai saja, sambil menunggu giliran, dia asyik bermain dan menggambar bersama anak anak yang lain yang juga menunggu giliran. Begitu tiba giliran, dia jauh lebih excited lagi karena ujiannya bersifat fun. Seiring dengan berjalannya test, rasa khawatir saya menguap. Selain karena pengujinya cukup bersahabat, adegan2 testnya juga bikin geli.

Ujiannya ada macam macam. Mulai dari periksa fungsi penglihatan dan pendengaran, pengukuran tinggi dan berat badan, kesehatan kulit, fungsi tulang dan kesehatan kelamin sampai uji motorik kasar dan halusnya. Ada lompat lompat dengan bertumpu hanya pada satu kaki sejauh dua meter, berjalan lurus setapak demi setapak dengan membentangkan tangan, mengulangi beberapa kata sambil bertepuk tangan, etc.
Dalam beberapa adegan malah si anak cuma bercelana dalam sambil beraktifitas...:-)

Ujian lainnya adalah menggambar, mencari potongan gambar, uji memori dan mengenal bentuk serta bertutur ulang cerita yang diberitahu sebelumnya. Orang tua juga kebagian pertanyaan, tentang riwayat kesehatan anak, beratnya saat lahir, premature atau tidak, usia saat mulai berjalan dan berbicara, etc..etc...

Yang melegakan, dia dinyatakan lulus tanpa syarat. Means bisa mencari sekolah sesuka hati (alhamdulillah).
Perasaan baru kemaren dianterin nyokap tes untuk masuk SD ternyata itu sudah 25 tahun yang lalu. Udah tua ya?..:-)


___________________________________________

2 Comments:

  • Hiyaa....ada ploncoan masuk di SD jerman gak siiii??

    By Anonymous Anonymous, At 1:28 PM  

  • duuhhh jadi pengen masuk TK di jerman (lho?).

    Bedanya lagi, TK disini tes-nya serius lho... gue aja msh inget gimana deg2annya waktu tes msk TK dulu... (lama amir yaa...?)

    By Blogger Rey, At 7:50 AM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home