DSDS

Orang jerman -tanpa bermaksud menggeneralisir- konon dikenal suka berterus terang. Kalau tidak senang dengan sesuatu, mereka akan bilang tidak senang tanpa harus berbasi basi atau berpura pura, pun tanpa takut merasa menyakiti.

Deutschland sucht den Superstar atau disingkat DSDS (sejenis American Idol versi Jerman) untuk tahun 2007 mulai memasuki babak penyisihan sejak minggu ini. Ada dua hal yang menarik buat saya dari acara ini. Pertama, tingkah laku sebagian peserta yang sengaja ikut casting hanya untuk sekedar numpang lewat dan nongol di tivi atau sekedar menarik perhatian. Seperti ketika seorang peserta laki laki yang sambil menyanyi, memeloroti pakaiannya hingga tinggal celana dalam (model G string bo!). Ada peserta yang sekedar ingin berphoto dengan para juri ataupun seorang wanita yang bukannya menyanyi malah memamerkan –maaf- buah dadanya di hadapan juri.

Daya tarik lainnya adalah komentar2 dari juri (2 pria, 1 wanita) yang terkadang terlalu berlebihan. Adalah seorang Dieter Bohlen, mantan pentolan Modern Talking, merupakan salah satu dari 3 juri yang paling sering berkomentar terlalu “polos dan apa adanya”, bahkan untuk ukuran orang Jerman.
Kemarin malam, saat menyaksikan acara ini di TV, saya hanya bisa senyum miris dan terkadang geleng kepala mendengarkan komentar si Bohlen ini.

Ada seorang wanita yang berperawakan gemuk, ikut casting. Saya tidak familiar dengan lagu yang dia bawakan (lagu Jerman) tapi salah satu lirik lagunya menceritakan keadaan seseorang yang belum pernah merasakan dicintai dan mencintai. Ketika si wanita menyanyikan bagian “..noch nicht verliebt“ (tidak pernah dicintai), Bohlen spontan berkomentar…”tidak heran, kalau melihat dirimu”.

Komentar komentar dari Bohlen terhadap beberapa peserta yang tidak kalah polosnya adalah:
- “(dengan suaramu), kamu bisa membuat kecoa jadi koma”.
- “Kamu menyanyi seakan akan ada sikat pembersih toilet di dalam pantatmu”.
- “Kamu berdiri di situ seperti –maaf- penis yang tidak bisa ejakulasi malam pengantin”.
- “Pita suaramu (ada) di tempat sampah. Di situ tempat yang cocok untuknya”.

Tentu saja tidak semua peserta dicaci olehnya. Jika memang bagus, diapun tak segan segan memuji si calon bintang. Pernah sekali -terjadi tahun sebelumnya- seorang peserta yang dinyatakan gugur datang mendatangi Dieter Bohlen, mengambil gelas minum di meja dan menyiramkannya ke wajah Bohlen. Kejadian itu disaksikan jutaan pemirsa lewat televisi.
Tapi hal tersebut tidak membuat komentarnya lebih sopan. Meski banyak menuai kritik, Bohlen tetap pantang mundur. “Komentar itu bukan bermaksud untuk membuat seorang anak kecil menangis tapi untuk menyadarkan mereka mereka yang merasa bisa menyanyi," ujarnya membela diri.
Saya tidak tahu bagaimana kelakuan ataupun komentar para juri untuk acara serupa di Indonesia tapi saya yakin tidak ada yang sepolos Bohlen dalam berkomentar.


Source: Bild and RTL TV.

Donnerstag, 11.01.2007.




___________________________________________

4 Comments:

  • Saya tidak pernah nonton acara semacam di indonesia....rasanya acara acara seperti itu sudah kehilangan daya magisnya,soalnya hampir tiap stsiaun tv punya acara serupa....
    Soal komentar menurut saya berlebihan...apalagi bila mengarah ke kekurangan fisik seseorang.....

    By Blogger Esha, At 9:36 AM  

  • Wuahhhh, ko hobbynya sama nonton DSDS? hehe.. seru ya..

    Btw Don, iya kamu bener, lagu begadang tuh bukan lagunya A Rafiq, tapi bang haji Rhoma Irama yaak..

    Di Indo anti dangdut, di Jerman rindu.. hehe..

    Oh iya, aku lagi coba inget2 password blogsomeku nih, kalo dah inget aku masukin linknya ya..

    Maklum dah nenek2 neeh..

    By Anonymous Anonymous, At 6:16 PM  

  • seinget aku di indonesia gak ada yang sepolos si bohlen.. kalo ada pun paling bung jay n indra lesmana...

    tapi ya masih sopan juga. *takut kena siram kali*

    Salam. :)

    By Anonymous Anonymous, At 6:37 PM  

  • Don, skrg ada acara you can dance, kamu suka ikutin ga? Seru loh..

    By Anonymous Anonymous, At 5:12 PM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home