Santiago Bernabeu


Untuk sebagian turis yang mengunjungi kota Madrid, berkunjung ke Santiago Bernabeu adalah hal yang tidak boleh dilewatkan. Kenyataannya, stadion kebanggaan tim Galacticos ini bisa menyedot ratusan turis lokal dan manca negara setiap harinya hanya untuk sekedar melihatnya dari dekat. Berbeda dengan Giuseppe Meazza di Milan, Allianz Arena di Munich, atau Amsterdam Arena yang terletak relatif di luar kota, Estadio Santiago Bernabeu masih terletak tidak jauh dari pusat kota. Mungkin pada saat dibangun pada tahun 1947, daerah Paseo de la Castelanna masih tergolong sepi dan seiring dengan perjalanan waktu tumbuh menjadi daerah padat. Yang jelas saya bisa membayangkan bagaimana macetnya daerah ini jika Real Madrid bertanding.
Untuk menuju ke sana, dari pusat kota Gran Via, stadion yang terakhir kali direnovasi pada tahun 2003 lalu ini bisa ditempuh dengan bus, taxi ataupun kereta bawah tanah (Metro). Dengan taksi pada jika bukan saat rush hour, memakan waktu hanya sekitar 10 menit dengan biaya sekitar 10 Euro.
Dari depan, stadion ini mengingatkan saya akan struktur stadion di San Siro. Sore itu, ada beberapa orang yang antri bersama saya untuk membeli tiket tournya. Beberapa diantaranya adalah orang India, yang selama ini saya pikir hanya menggandrungi olahraga cricket.

Setelah membayar 20 euro untuk dua orang dewasa (anak di bawah 6 tahun gratis), tour pun dimulai dengan memasuki stadion dari pintu bagian utara. Para pengunjung langsung dibawa ke bagian teratas stadion dengan menggunakan lift yang berukuran besar. Dinding lift yang menghadap keluar terbuat dari kaca jadi setiap orang di dalamnya bisa melihat pemandangan kota seiring dengan naiknya lift. Keluar dari lift, pengunjung disuguhi pemandangan stadion dari atas. Dari panoramic view ini, pengunjung "dilepas" untuk menikmati stadion sesuka hati. Berphoto ria ataupun duduk membayangkan sedang menonton Raul dkk sedang bermain. Selebihnya, pengunjung hanya perlu mengikuti setiap petunjuk atau tanda panah yang ada untuk mengunjungi bagian stadion lainnya.



Dari sana, kami lalu bergegas menuju ke bagian Museum. Dari "lorong" ruangan ke sana, suara rekaman supporter yang menyanyi ataupun sedang merayakan gol menjadi penghangat suasana. Poster poster berukuran besar terpampang di dinding, menampilkan pemain2 legendaris Real Madrid sejak awal berdirinya. Selain itu ada juga moment2 penting, seperti ketika mereka menjuara kompetisi domestik, piala UEFA ataupun Champions League.

Di dalam museumnya sendiri, dipajang trophy yang pernah dimenangkan oleh klub terbaik abad 20 ini. Ada beberapa trophy yang sudah karatan karena di makan usia. Selain itu dipajang pula beberapa pasang sepatu mantan bintang kesayangan klub tersebut dan juga bola yang pernah dipakai dalam partai penting. Di ruangan ini juga ada beberapa layar TV yang dipasang yang menayangkan gol gol penting dalam sejarah klub. Saat itu yang ditayangkan adalah gol Pedrag Mijatovic di final champions league tahun tahun 1998 melawan Juventus sementara layar disampingnya menayangkan gol Raul Gonzales melawan Valencia di final tahun 2000.
Dari Museum, kami berkunjung ke ruang ganti pemain. Di sini, selain bangku kayú ukuran panjang dan lemari berbentuk locker, tersedia pula tempat shower dan kolam jacuzzi mini berukuran bulat tempat pemain melepas lelah sejenak setelah pertandingan.
Tidak jauh dari situ, ada tempat konferensi pers dalam ruangan yang relatif mewah dengan kursi kursinya lumayan empuk.
Setelah itu, pengunjung diberi kesempatan untuk melihat lapangan dari dekat. Menikmati rumputnya yang berkualitas tinggi, duduk di kursi VIP ataupun merasakan empuknya kursi untuk pelatih dan pemain cadangan di pinggir lapangan.
Bagian akhir dari tour ini adalah shopping center tempat segala souvernir dan pernak pernik yang berhubungan dengan Real Madrid ditawarkan. Mulai dari kostum asli, peralatan sekolah, gantungan kunci, gelas, syal sampai bantal.
Hari itu, pengunjung yang berbelanja di shopping center tidak terlalu ramai. Jauh bila dibandingkan dengan shopping center FC Barcelona di Nou Camp yang sangat padat. Mungkin karena prestasi Madrid sedang menurun belakangan ini.


Montag, 01.01.2007

___________________________________________

2 Comments:

  • Pantes saja kalo klub-klub di Eropa sana bagus-bagus. Selain manajemennya handal, mereka juga punya stadion yang yahuudd..
    Di Indonesia sinii. Lapangan selevel Ligina aja, kalo'kena guyuran ujan masih kayak kubangan...Gimana mau maju tuh Liga. Wajar saja kalo imbasnya ke prestasi Timnas yang jeblokk...

    By Blogger Ifoeng, At 11:18 AM  

  • Jadi pengen ke Spain Don.. Ntar sebelon pulang mau ah diniatin, hehe..

    Gimana tahun barunya seru gak?

    By Anonymous Anonymous, At 3:07 AM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home