Quantum Leap

Saya sedang tidak ingin menulis tentang fenomena dalam ilmu fisika yang merupakan penyebab tunggal emisi radiasi elektromagnet melainkan tentang serial TV bergenre science fiksi yang diperankan Scott Bakula yang sempat tenar di akhir tahun 80an sampai awal 90an dulu.
Kalau dalam Fisika, quantum leap (QL) diartikan sebagai perpindahan sebuah elektron dari satu bidang energi ke bidang energy lainnya di dalam atom, maka QL versi televisi adalah perjalanan seorang ilmuwan, Sam Beckett, yang selalu mendapati dirinya terperangkap dalam lompatan waktu, di dalam tubuh seseorang. Kalau sudah begitu, satu satunya informan baginya adalah Al, imajinasi dalam bentuk holograf yang hanya bisa dilihat dan didengar oleh Sam Beckett sendiri.
Dia digambarkan hidup dari satu hidup ke kehidupan yang lainnya, dengan waktu yang berbeda beda, di dalam tubuh orang yang berlainan, lengkap dengan masalahnya masing masing. Dalam "perjalanannya" itu, Sam Beckett selalu meluruskan hal hal yang salah untuk menghindarkan seseorang dari masalah ataupun musibah.

Seorang politisi di negeri kita sedang mengalami masalah sejak rekaman video "biru"nya dengan seorang artis yang bukan istrinya lalu lalang di jagat internet dan diungkap di berbagai media massa. Caci maki dari seluruh penjuru republik pun bermunculan. Si Politisi tidak saja harus melepaskan jabatannya tapi juga harus menanggung malu dan beban moral di hadapan keluarga dan masyarakat umum.


Lalu hubungannya dengan Sam Beckett? Terlepas dari perbuatannya yang memang tidak dapat dibenarkan, pernahkah kita membayangkan bagaimana perasaan politisi tersebut sekarang? Makan tak enak, tidur tak nyenyak, bukan karena si jantung hati tapi karena beban malu yang besar. Saya yakin dia pasti sangat berharap bahwa semua ini hanya mimpi lalu bisa segera bangun dari tidurnya. Toh kalau kita tetap memaksa untuk memvonisnya bahwa itu akibat dari perbuatannya sendiri, setidaknya kita bisa membayangkan perasaan dan kehidupan istri dan anak anak serta keluarga besarnya setelah kejadian itu. Beban yang harus mereka tanggung karena sesuatu yang tidak mereka perbuat. Bayangkan istrinya yang mungkin untuk sekedar menampakkan diri di depan para tetangganya pun enggan. Perasaan anak anaknya yang setiap hari mendapat cemohan di sekolah. Belum lagi kekecewaan orang tua si politisi. Tadinya mereka tentu bangga punya anak seorang wakil rakyat, materi berlimpah, lalu mengalami kejadian begini. Hampir pasti dunia tidak lagi indah dalam pandangan mereka saat ini.

Seandainya saja Sam Beckett, Al dan project quantum leapnya betul betul nyata, si politisi pasti tidak berpikir dua kali untuk memakai jasa mereka. Tidak peduli kalau setelahnya mereka harus tinggal di dalam gubuk bambu, tidur di atas alas tikar karena segala harta benda mereka habis untuk membayar jasa Sam Beckett, yang penting kejadian beberapa tahun silam tersebut bisa di "undo". Beckett akan masuk ke dalam tubuh politisi tersebut di waktu lampau, lalu memperbaiki kesalahan yang dilakukan olehnya dulu hingga ke depannya tidak ada lagi perselingkuhan dengan sang artis apalagi video mesum. Endingnya, sang politisi tetap eksis meniti karirnya, keluarga pun bahagia. Sayangnya itu cuma andai andai dan kenyataannya adalah dia telah kehilangan karir dengan menanggung beban hidup yang tidak ringan.

Dalam situasi dan level yang berbeda, kita sering merasakan hal yang sama. Merasa menyesal akan sesuatu yang kita perbuat atau tidak perbuat yang mengakibatkan sesuatu yang tidak (baca: kurang) kita inginkan.
Saya pernah menyesal ketika dalam sebuah wawancara kerja, berkata "terserah"
saat ditanyakan masalah gaji. Penyesalan muncul ketika mengetahui teman teman yang masuk bersamaan dengan kerjaan yang sama, menerima gaji lebih dari saya. "Seandainya saja saya meminta lebih...."pikir saya waktu itu.
Saat SD dulu, saya pernah membuat taplak yang melapisi meja makan tertutup api gara gara bermain spiritus di atasnya. Itu terjadi saat lebaran Idul Fitri, saat orang tua saya mengadakan open house, saat banyaknya tamu yang datang. Untung saja Om saya waktu itu bertindak cepat menarik taplak yang terbakar dan merendamnya ke dalam air. Tapi karena taplaknya ditarik, piring dan teman2nya, makanan dan konco2nya berserakan di lantai..:-) Kebayang bukan?
Ketika kemudian dihukum, saya lalu berandai andai untuk tidak bermain spiritus di meja makan.
Tadi sepulang kantor, saya merasa bersalah dan menyesal melihat sang anak menangis sedih karena tidak dibawakan majalah pesanannya.

Anda juga pasti punya moment moment di mana anda merasa menyesal akibat perbuatan anda sendiri.

Kita semua tahu ungkapan "penyesalan datangnya belakangan", jadi sebelum berbuat sesuatu, ada baiknya untuk selalu memikirkan dampaknya buat kita, orang2 yang kita cintai, karena hidup selalu berjalan ke depan, untuk mundur sedetik pun tak mungkin dan yang paling utama, karena Sam Beckett itu cuma tokoh fiksi..;-)


07.12.2006


___________________________________________

6 Comments:

  • Aaaaaaaaaaaaa Quantum Leap!!
    Filem favoritku dulu.. hehehe :Dh

    By Anonymous Anonymous, At 3:13 AM  

  • That's right. Even in excel program the UNDO can only be done in a limited frequency. As in this real life, the principle of 'learning from the past and/or someone else's fault' is still taking place.

    By Anonymous Anonymous, At 9:57 AM  

  • Kalo emang bisa di Undo kayak gitu lagi... saya pengen mengulangi masa indah saya sekali lagi, sekali-lagi dan lagi... biar tetep awet muda gitu loh!

    By Anonymous Anonymous, At 1:20 PM  

  • kalau Sam Beckett ada beneran di dunia ini, waduh, pasti dia laris manis bak kacang goreng. dan, yang pasti lagi, nggak ada tuh istilah "penyesalan datangnya selalu belakangan."

    By Blogger -Fitri Mohan-, At 8:09 PM  

  • Hehehe... Tapi kayaknya yang mengecam politikus ini nggak sebanyak pengecam Aa Gym deh. Dan bahkan di media keluarga YZ justru malah mendapat simpati karena telah menjadi "korban" pemerasan.. Dunia emang benar-benar terbalik...

    By Anonymous Anonymous, At 10:30 PM  

  • Iya, kalo Sam Beckett beneran, aku juga punya hal yg pengen dihapuskan dari masa laluku...Tp krn ga ada, ya wes ta terima aja apa adanya (masa lalu itu), mungkin baik juga sebagai 'pengingat' agar di masa datang ga melakukan hal 'paling bodoh' yang sama...

    By Blogger Leny Puspadewi, At 4:11 AM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home