Kata Hati, Nafsu dan Bujuk Iblis….

Sering saya bingung membedakan mereka. Ketiganya abstract dan tak terlihat, gelap, tak berbentuk, bermain main di alam pikiran. Ketika seseorang berkata bahwa iman lah pembedanya maka saat itu pula saya semakin terbenam dalam benang benang nurani yang kusut.

Jika seseorang memutuskan untuk mencampur darahnya dengan sesuatu yang terlarang menurut ajaran yang dianutnya, apakah dia baru saja mendengarkan kata hati, nafsu atau bujuk rayu Iblis? Atau sebaliknya, dia baru saja mengingkari hati nurani dan alam pikirannya? Lalu siapakah yang bersorak paling girang saat setiap tetesnya membasahi tenggorakan, mengisi lambungnya? Kata hatinya kah, nafsu atau iblis di sekelilingnya?

Saat seseorang memutuskan untuk melanjutkan lelap dalam dingin embun pagi dibanding bersuci lalu bersujud kepadaNya, apakah dia sedang mengikuti kata hati, nafsu atau bujuk iblis? Lalu dari mana datangnya rasa berdosa itu? Ke mana harus dibuang segala penyesalan?

Bila seseorang menyalahgunakan kekuasaan untuk keuntungan pribadinya, apakah dia sedang menjadi budak nafsu atau budak iblis? Apakah dia sedang mengingkari hati nuraninya? Bagaimana jika hati nuraninya sendiri bersorak girang saat itu? Lalu kenapa pula selalu ada Iblis sebagai keranjang sampah? Tempat menunjuk sumber segala salah dan dosa? Tidak adakah iblis yang berhati mulia seperti halnya manusia yang berhati iblis?

Jika seseorang memutuskan menekan tombol untuk meledakan bom yang ada di tas punggungnya, di tengah keramaian, tak peduli nyawanya jadi taruhan, nyawa para wanita dan anak anak kecil yang tidak berdosa, apakah dia sedang mendengarkan nuraninya, bisikan iblis ataukah nafsunya?

Kemarin, di dalam tram yang padat, dua orang lelaki berambut panjang sebahu mencuri perhatian seluruh penumpang yang melihatnya. Kumis mereka dibiarkan lebat tapi bibir mereka merah bergincu, dengan wajah penuh make up. Memakai tas tangan model wanita, celana pendek ketat yang cukup jauh di atas lutut, berbalut stocking, tutur kata dan gaya bicara yang feminine. Apakah mereka lebih mendengarkan kata nuraninya, nafsu atau bujukan iblis untuk tampil seperti itu? Mereka jelas jelas tidak sedang menuju ke sebuah Halloween party. Ketika sebagian menilai mereka abnormal, apa yang menjadi katalisatornya? Siapa yang lebih pantas tersenyum melihatnya? Orang orang yang mengaku normalkah atau iblis? Lalu bagaimana kata hati atau alam pikiran mereka memandang dunia ini, melihat orang lain? Apakah mereka memandang saya atau penumpang yang lain juga sebagai abnormal?

Dan mengapa setiap orang punya standar dosa yang berbeda? Ajaran agamakah, kebudayaan, atau lingkungan sekitar yang membentuk standar tersebut?
Standar moral dan “kelayakan” yang tidak senada.Dosa buatku belum tentu dosa buatnya. Normal untukku, tidak normal untuknya. Salah menurutku, benar serunya. Apakah dia memiliki kata hati yang berbeda denganku? Jalan pikiran yang berbeda? Nafsu yang tidak serupa atau bahkan iblisnya dan iblisku berasal dari jenis yang lain? Atau mungkin pula iblis hanya ada di sekitarku dan tidak di sekitarnya? Bilamana saya tahu bahwa suara yang mengiang di kepala adalah bujuk rayu iblis, suara hati atau bisikan dari pikiranku yang normal?

Jika kebenaran hakiki hanya milikNya, mengapa masih ada yang menilai dirinya benar dan menganggap yang lain salah. Merasa diri normal dan yang lain tidak normal. Merasa diri wajar, yang lain tak wajar. Merasa di jalan yang benar, yang lain sesat tak tentu arah.

…hingga kini, sesuatu yang abstract, tak terlihat, gelap , tak berbentuk, masih menari nari di kepalaku, entah sampai kapan.



elf.zwölf.nullsechs






___________________________________________

1 Comments:

  • hei..aku juga pernah lihat 2 cowok berambut panjang yang agak ikal itu dan berwarna entah pirang atau putih ya?..hehehe dia memang suka pake kostum itu sejak musim panas kemaren dan hobby-nya suka disuitin orang2, gayanya sih mirip Freddy mercury bukan the thirteen lo... tapi kesannya jadi norak.

    By Anonymous Anonymous, At 9:37 AM  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home