Ramadhan

Bulan suci telah datang menyapa kita. Teman teman dan kerabat seperti tahun tahun sebelumnya ramai-ramai mengirim sms ataupun email, memohon maaf lahir dan batin atas kesalahan, selamat berpuasa, etc..etc..

Seberapa dalam sih hati kita memaknai ramadhan? seberapa sakral hari harinya buat kita (muslim-red)?..
Seyogyanya ramadhan menempa diri kita lahir dan batin untuk bukan saja menjalin hubungan yang lebih baik kepada sang Pencipta tapi juga (lebih nyata) membentuk perilaku dalam keseharian kita bukan hanya selama satu bulan tapi untuk sepanjang hidup kita.

Ramadhan tidak hanya mengajarkan kita ritual agama seperti puasa, sholat, zakat tapi dia juga menempa kita untuk menjadi manusia yang lebih baik. Mulai dari hal hal kecil semacam kebersihan diri (rajin mandi dan sikat gigi), kebersihan rumah dan lingkungan, sampai kepada hal hal bersifat batiniah (tidak merasa lebih baik hanya karena punya rumah yang lebih mewah, jabatan lebih tinggi, etc). Jikalau ada seorang muslim yang rajin sholatnya tapi masih sering buang sampah sembarangan, gak sabaran dan gak tau aturan di jalan, gak mau antri di ATM berarti ada yang masih kurang dgn keislamannya. Apatah lagi yang mengaku beriman tapi nambah2in overtimenya, reimburse kwitansi yang gak jelas di kantor atawa ke LN make uang rakyat meski rakyatnya gak rela...:-(

Seorang cendikiawan arab (sy gak ingat namanya) pernah berkata bahwa di negara2 timur tengah, ada banyak muslim tapi ISLAM susah didapatin. Sampah yang berserakan, pengendara yang tidak mau tahu aturan di jalan, orang2 yang tidak mau antri. Sebaliknya, katanya, di beberapa kota Eropa yang dia kunjungin, sangat sulit untuk menemui muslim ataupun masjid, tapi ISLAMnya sangat terasa. Kota yang bersih dan teratur, pengendara yang tertib, orang2 yang antri beli tiket kereta meskipun pemeriksaan tiket kadang cuman sekali sebulan.

Sadar atau tidak, terkadang kita sudah kehilangan nilai nilai keislaman kita. Bukan di mesjid atau tempat pengajian tapi di jalan, di kantor, di mall.

Lalu, apakah ramadhan bisa merubah perilaku kita? Bisa iya bisa tidak. Yang harus dirubah terlebih dahulu adalah hati kita. Sudah sadarkah kita? Ramadhan hanya wacana untuk mengintrospeksi diri sebaik mana saya sebagai mahluk di hadapan sang Khalik dan tak kalah pentingnya sudah sebaik mana peran kita sebagai insan di masyarakat (termasuk hubungan dgn ortu, sodara, anak-istri). Bahwa Ramadhan adalah bulan yang barokah, setiap amalan akan diganjar berlipat ganda, semua muslim sdh tahu. Tapi berapa banyak diantaranya yang bertanya sejujurnya di dalam hati, "Kenapa mesjid hanya ramai di bulan suci ini?", "Kenapa Quran di rumah disentuh hanya di bulan ini?" "Kenapa celengan mesjid lebih banyak terisi di bulan ini?"..."Kenapa saya hanya mau berbagi dengan si miskin sekarang ini?".

Wallahualam bis shawab


















___________________________________________

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home